JURNALNUSANTARA.NET – Sejumlah politisi muda dari lintas partai se-Indonesia, deklarasikan Forum Politisi Muda Indonesia (FPMI) di Hotel Pallman Thamrin Jakarta pada 17 September 2022.
Sebelumnya, pada 15-17 September 2022 dilakukan penggodogan visi, misi dan arah pergerakan yang diperjuangkan.
“Selama tiga hari kami semua merumuskan langkah-langkah ke depan dan visi, misi dari dibentuknya Forum Politisi Muda Indonesia ini,” jelas Isti Sri Rahayu, politisi muda Gerindra yang mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (18/9/2022).
Lebih lanjut Isti, salah seorang presidium FPMI, mengatakan, organisasi ini lahir atas kegelisahan kalangan politisi muda dari berbagai penjuru Nusantara. “Dalam ikut serta memberikan warna yang berbeda demi masa depan bangsa,” kata Isti.
Menurutnya, semangat idealisme dan perjuangan tanpa pamrih untuk ke depan Indonesia lebih baik, menjadi sebuah tekad untuk terus digaungkan dan diperjuangkan.
Karenanya, dalam konteks ini, FPMI akan menjadi kelompok yang akan selalu menentang segala bentuk money politic, black champain, politik identitas, polarisasi politik dan hoak champaign, yang selama ini mencederai demokrasi dan membodohkan masyarakat.
“Di samping juga menghambat anak muda yang mempunyai potensi, tetapi lemah di kapital,” ungkap Isti.
Oleh karenanya, lanjut Isti, semua yang terlibat dalam FPMI tidak saja mendorong agar partai politik fair play dalam melakukan penjaringan kader calon legeslatif ataupun calon eksekutif.
“Tapi yang lebih penting adalah secara terus-menerus mengampanyekan politik bersih kepada masyarakat untuk bisa mendapatkan pemimpin yang cerdas dan berintegritas,” ungkapnya.
Perjuangan yang akan dilakukan FPMI ini, kata Isti, tentu bukan sebuah pekerjaan sederhana. “Tapi mereka semua yang tergabung dalam presidium FPMI yang jumlahnya ada 20 orang itu akan mampu mewujudkannya dengan baik,” papar Isti.
Selama 3 tahun Isti bersama-sama dalam sebuah pendidikan politik dan saatnya sekarang mempraktekkan sekaligus menerapkan ilmu yang telah didapat dalam pendidikan itu.
Setelah pulang ke daerahnya masing-masing, para presidium ini akan membentuk kepengurusan wilayah di daerahnya. Ke depannya, FPMI juga akan melakukan berbagai pendidikan politik agar anak muda mampu untuk meningkatkan partisipasinya serta dapat menembus parlemen dengan politik gagasan.
FPMI juga mendorong lahirnya afirmatif action untuk kuota pemuda 20 persen dalam partai maupun konstestasi politik. “Dan juga mendorong lahirnya undang-undang tentang pembatasan masa jabatan anggota legislatif, sebagaimana jabatan-jabatan politik lainnya,” papar Isti.
Dengan adanya undang-undang pembatasan jabatan ini, diharapkan akan memberi kesempatan bagi kalangan muda dalam berkiprah di politik dan dapat melahirkan pemimpin-pemimpin baru yang inovatif, yang paham dan sadar akan perubahan zaman yang terus berkembang. (fan)