JURNALNUSANTARA.NET – Pemerintah Kabupaten Madiun, melalui Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro, menggandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dalam program pendampingan dan pelatihan desain produk serta akses pemasaran bagi UMKM kriya Madiun.
Program ini berlangsung selama tiga hari, mulai dari 29 hingga 31 Oktober 2024, di Kampus ISI Yogyakarta dan mencakup kunjungan ke Industri Kecil Menengah (IKM) anggota koperasi pemasaran Formekers Kriya Utama Yogyakarta, seperti 1719 Natural Eco Fashion, CV Kayu Manis, CV Tashinda Putra Prima, serta gerai Decomekers di Galeria Mall Yogyakarta.
Kegiatan ini diawali dengan pembukaan resmi di Jurusan Kriya Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Yogyakarta, yang dihadiri langsung oleh rombongan Kabupaten Madiun yang dipimpin oleh Pj. Ketua Dekranasda Kabupaten Madiun, Evie Martiani Tontro Pahlawanto pada Selasa (29/10/2024).
Turut mendampingi beliau Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kabupaten Madiun, Indra Setyawan, Kepala Tata Pemerintahan R. Ndaru Kendaryanto, Kepala Bagian Hukum Alif Margianto serta 20 UMKM kriya Madiun. Rombongan tersebut diterima hangat oleh Rektor ISI Yogyakarta, Irwandi, beserta jajaran wakil rektor, dekan, dan ketua LPPM ISI Yogyakarta, Eli Irawati.
Rektor ISI Yogyakarta, Irwandi, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah wujud nyata dari kerja sama antara ISI Yogyakarta melalui LPPM dengan Pemerintah Kabupaten Madiun.
“Kami berharap melalui kegiatan ini, produk-produk kriya Madiun dapat mendapat sentuhan seni dan desain sehingga memiliki daya saing di pasar internasional. Selain materi di kelas, peserta juga akan melakukan kunjungan ke sentra-sentra kriya di Yogyakarta untuk memperluas wawasan dan kompetensi mereka,” jelas Irwandi.
Sementara itu, Pj. Ketua Dekranasda Kabupaten Madiun, Evie Martiani Tontro Pahlawanto, menyatakan harapannya agar para pengrajin Madiun tidak hanya berbasis pada bakat, tetapi juga mendapatkan sentuhan keilmuan yang disesuaikan dengan selera pasar.
“Harapan saya, potensi kriya dan seni di Madiun bisa melangkah ke pasar internasional. Dengan menggandeng ISI Yogyakarta, kami optimis market produk kami akan lebih terbuka, kami ingin para pengrajin di Kabupaten Madiun lebih optimis dan melihat bahwa talenta yang mereka miliki bisa menjadi sumber penghidupan yang layak,” ungkap Evie.
“ISI Yogyakarta ibarat seperti raksasa yang memberi kami pijakan untuk melihat dunia lebih luas. Dengan dukungan ilmu dan akses pasar yang lebih besar, kami optimis para pengrajin dan seniman Madiun akan lebih semangat dan percaya diri,” tutupnya.
Melalui kolaborasi ini, Kabupaten Madiun berharap UMKM kriya mereka dapat mengembangkan potensi dan membuka akses pasar lebih luas, mengangkat seni kriya daerah ke kancah nasional dan internasional, sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. (rmd)