Free Porn
xbporn

1xbet وان ایکس بت 1xbet وان ایکس بت 1xbet وان ایکس بت 1xbet وان ایکس بت 1xbet وان ایکس بت 1xbet وان ایکس بت 1xbet وان ایکس بت 1xbet وان ایکس بت 1xbet 1xbet سایت شرط بندی معتبر 1xbet وان ایکس بت فارسی وان ایکس بت بت فوروارد betforward سایت بت فوروارد سایت betforward 1xbet giriş
Friday, October 11, 2024
Jurnal Nusantara
HomeSeni & BudayaPetilasan Migit Sunan Kalijaga Jadi Pusat Ritual Budaya Kenduri Ratusan Warga...

Petilasan Migit Sunan Kalijaga Jadi Pusat Ritual Budaya Kenduri Ratusan Warga Mertelu Gedangsari Gunung Kidul

JURNALNUSANTARA.NET – Salah satu tradisi yang terdapat pada suku bangsa Indonesia yang berada di pulau Jawa khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta adalah tradisi kenduri atau slametan. Kenduri merupakan perjamuan makan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam memperingati peristiwa, meminta berkat, dan lain sebagainya.

Ratusan warga dari beberapa Padukuhan wilayah Desa Wisata Mertelu Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, DIY melakukan ritual adat budaya Kenduri sebagai puncak acara Merti Desa Wisata Mertelu tahun 2022 yang berpusat di Petilasan Migit Sunan Kalijaga pada Sabtu, 23 Juli 2022.

Desa wisata Mertelu sendiri terletak disisi utara Gunungkidul tepatnya di Desa Mertelu Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul. Sebelah utara berbatasan dengan desa Watugajah sebelah timur berbatasan dengan desa Tegalrejo sebelah selatan berbatasan dengan desa Pilangrejo kapanewon Nglipar dan sebelah barat berbatasan dengan desa hargomulyo.

Ritual budaya kenduri warga yang berpusat di petilasan Migit Sunan Kalijaga desa wisata Mertelu ini adalah merupakan puncak rangkaian acara Kirab Budaya Rasulan atau Merti Desa yang diisi dengan atraksi seni dan budaya kelompok tari anak – anak desa Mertelu dan juga kelompok seni Jatilan dan Reog Doger Tedjo Manggolo Mudho dari Pringsurat, Kedung Keris Kapanewon Nglipar, Gunung Kidul.

Hadir dalam acara itu Panewu Anom Gedangsari, Eko Krisdianto, lurah Desa Mertelu Sukirno, Ketua panitia yang juga kepala dukuh Wasito, Pengelola Petilasan Migit Sunan Kalijaga Sumarno, para tokoh masyarakat dan ratusan warga desa wisata Mertelu, Gedangsari, Gungung Kidul Yogyakarta.

Doa sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Kuasa berupa kesehatan dan kesejahteraan karena hasil panen masyarakat desa Mertelu sudah berhasil dengan baik, dilakukan di halaman depan Petilasan Migit Sunan Kalijaga dipimpin oleh Sumarno dan diikuti dengan khidmat oleh ratusan warga desa Mertelu.

Tumpeng kenduri Rasulan sebagai perwujudan hasil bumi yang melambangkan kemakmuran masyarakat Mertelu ini kemudian dibagikan kepada seluruh warga yang antusias mengikuti prosesi ritual budaya ini oleh Sumarno setelah memimpin doa.

Menurut Panewu Anom Kapanewon Gedang Sari, Eko Krisdianto sebagai Desa Rintisan Budaya acara Kirab Budaya Merti Desa dan Kenduri Mertelu ini adalah untuk melestarikan budaya sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan YME atas limpahan rezeki yang diberikan kepada masyarakat Mertelu disamping itu juga sebagai ajang pentas seni dan budaya yang ada, potensi seni dan budaya yang ada di Mertelu bisa ditampilkan untuk menyambut acara bersih desa ini, tuturnya.

“Petilasan Sunan Kalijaga yang ini mungkin bisa untuk sejarah dan cerita anak cucu jangan sampai tergerus oleh perkembangan jaman, jadi ini tetap diuri – uri oleh masyarakat Mertelu semoga saja ini menjadi referensi dan sebagai tolok ukur nanti untuk jadi Desa Budaya meskipun saat ini baru jadi rintisan desa budaya,” tambahnya.

Sumarno selaku pengelola Petilasan Migit Sunan Kalijogo menuturkan bahwa cerita singkat sejarah petilasan Sunan Kalijaga ini diyakini secara turun temurun menjadi cikal bakal desa Mertelu dulunya bernama Mentelu atau artinya hanya Tiga Saja.

“Kata simbah – simbah saya dulu ada wali yang datang dan menginap disini cuma ditemani tiga orang, terus disabda oleh para wali tersebut bahwa disini itu “Mentelunya” makanya disekitar pusat petilasan ini hanya boleh dihuni oleh tiga kepala keluarga saja, setelah itu tidak boleh,dan sampai saat ini tidak ada yang berani melanggar,” tuturnya.

Diceritakan pula oleh Sumarno kepercayaan itu dihormati oleh seluruh warga masyarakat desa Mertelu sebagai wujud penghormatan kepada para tokoh cikal bakal yang membuka pertama kali desa Mertelu yaitu Mbah Duwur, selain juga Sunan Kalijaga yang pernah mampir ke Desa Mertelu dalam rangka penyebaran agama Islam di wilayah ini,” ungkapnya. (soe)

BERITA TERKAIT

1 COMMENT

  1. Selamat siang admin, perkenalkan saya Sri Utami dari tim KKN UGM Unit Gedangsari. Saya bermaksud ingin memohon izin untuk menggunakan gambar dokumentasi kenduri di petilasan migit dalam rangka mendukung tugas KKN. Sekiranya apakah diperbolehkan? terima kasih sebelumnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

berita populer

komentar terbaru