Wednesday, June 25, 2025
Jurnal Nusantara
HomeDaerahPeringati Bulan Bung Karno, DPRD DIY Gelar Wayang Kulit Semar Mbangun Khayangan

Peringati Bulan Bung Karno, DPRD DIY Gelar Wayang Kulit Semar Mbangun Khayangan

JURNALNUSANTARA.NET – Dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno, DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk di halaman Gedung DPRD DIY pada Sabtu malam (21/6/2025).

Pentas budaya tersebut menampilkan lakon Semar Mbangun Khayangan, dibawakan oleh dalang kondang Ki Geter Pamuji Widodo.

Acara dibuka secara simbolis oleh Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, S.T., M.Si., yang menyerahkan tokoh wayang Semar kepada dalang sebagai tanda dimulainya pagelaran.

Ratusan masyarakat hadir memadati halaman gedung dewan untuk menyaksikan pertunjukan budaya yang sarat makna itu. Sejumlah tamu undangan dari kalangan eksekutif, legislatif, budayawan, hingga tokoh masyarakat juga turut hadir.

Dalam sambutannya, Eko Suwanto menyatakan bahwa lakon Semar Mbangun Khayangan dipilih sebagai refleksi kebudayaan dan nilai-nilai moral yang relevan dengan situasi kebangsaan saat ini.

Menurutnya, kisah ini bukan hanya kisah pewayangan semata, melainkan mengandung pesan kebijaksanaan, kritik sosial, dan pengingat atas pentingnya etika dalam kehidupan bernegara.

“Semar Mbangun Khayangan merupakan mimpi bersama untuk mewujudkan cita-cita dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil makmur dan sejahtera, di mana pemerintah hadir untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta menjaga ketertiban dunia berdasarkan Pancasila,” jelas Eko.

Ia menjelaskan, penyelenggaraan wayang kulit ini merupakan bentuk pembelajaran sejarah dan aktualisasi nilai Pancasila melalui pendekatan budaya—sejalan dengan semangat “Sinau Pancasila” yang selama ini digaungkan DPRD DIY.

Menurut Eko, Bulan Juni adalah momentum penting bagi bangsa Indonesia, karena di bulan inilah tiga tonggak sejarah nasional terjadi: 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila, 6 Juni Hari Lahir Bung Karno, dan 21 Juni hari wafatnya Proklamator tersebut.

“Selain menjadi wahana edukasi budaya, pagelaran ini juga sekaligus menjadi khaul, sebagai bentuk doa dan penghormatan kita kepada Bung Karno,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Eko juga mengingatkan kembali tentang pentingnya meneladani tokoh-tokoh kebangsaan yang berasal dari Yogyakarta, seperti Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Sri Paduka Pakualam VIII, Ki Hadjar Dewantara, Ki Bagus Hadikusumo, serta anggota BPUPKI dari DIY seperti Radjiman Wediodiningrat, BPH Bintoro, dan BPH Puruboyo.

Pagelaran wayang kulit yang rutin digelar oleh DPRD DIY ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana penguatan nilai spiritual dan kebangsaan.

Lakon yang ditampilkan menjadi simbol cita-cita luhur bangsa: membangun negeri yang berdaulat, adil, dan sejahtera berdasarkan Pancasila.

Dengan atmosfer khas Yogyakarta dan semangat gotong royong, gelaran wayang kulit ini menjadi penanda bahwa budaya tradisi tetap relevan untuk menjawab tantangan zaman, serta menjadi media penyampaian nilai-nilai luhur bangsa kepada generasi muda. (*/arf)

BERITA TERKAIT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

berita populer

komentar terbaru