JURNALNUSANTARA.NET – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman menggelar Fokus Group Discussion (FGD) dan Temu Bisnis Kemitraan bagi Sentra Industri Jadah Tempe Kaliurang serta Sentra Olahan Salak Purwobinangun pada Kamis, 12 Desember 2024. Acara ini berlangsung di Hotel Alana Yogyakarta dan dibuka oleh Kepala Dinas Perindag Sleman, Dra. Mae Rusmi S., M.T.
Kegiatan FGD tersebut menghadirkan dua narasumber yaitu Wakil Ketua Umum KADIN DIY Bidang Pariwisata, Ir. M. Arief Effendi, dan Dra. Nuning Nurhayati pengusaha dari komunitas Formekers dan dipandu oleh Netty Febriana sebagai moderator.
Turut hadir di acara tersebut Pemimpin Bank BPD DIY Cabang Sleman, Sumarno bersama 30 perwakilan berbagai sektor, termasuk pemerintah, pelaku usaha, akademisi, komunitas masyarakat, hingga media massa.
Dinas Perindag Sleman menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan sentra industri, seperti Sentra Jadah Tempe Kaliurang yang telah mendapatkan dukungan Dana Alokasi Khusus Kemenperin sejak 2022. FGD ini merupakan forum lanjutan untuk membangun dan memperkuat jaringan kemitraan antara sentra industri dengan berbagai pemangku kepentingan.
Pada forum tersebut, juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Sentra Industri Jadah Tempe Kaliurang dan Sentra Olahan Salak Purwobinangun dengan Bank BPD DIY serta Hotel NEO Malioboro.
Selain itu, kerja sama juga dirintis dengan Formekers Indonesia untuk promosi dan penguatan branding, serta dengan Benake dalam pengembangan kapasitas digital marketing.
Kepala Disperindag Sleman, Mae Rusmi mngungkapkan bahwa dengan adanya kemitraan diharapkan industri kecil dan menengah (IKM) mampu meningkatkan daya saing melalui kolaborasi yang saling menguntungkan.
“Latar belakang kegiatan ini adalah meningkatnya tantangan yang dihadapi pelaku usaha kecil di sentra industri. Kapasitas dan kualitas sumber daya yang masih terbatas membuat kemitraan menjadi langkah strategis untuk mempercepat pertumbuhan dan efisiensi usaha,” ungkapnya.
“Sentra jadah tempe Kaliurang dan sentra olahan salak Purwobinangun, Pakem menjadi fokus kami karena keduanya produk khas dan ikonik lokal Kabupaten Sleman apalagi jadah tempe saat ini juga sudah diakui sebagai warisan budaya tak benda DIY di bidang kuliner,” tambahnya.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kolaborasi antara sentra industri dan para mitra dapat mendorong potensi lokal Sleman ke tingkat yang lebih tinggi dan berdaya saing global. (rmd)