Sunday, June 15, 2025
Jurnal Nusantara
HomeEkonomi & BisnisJogjakita: Aplikator Lokal Rasa Nasional yang Tumbuh dari Bumi Yogyakarta

Jogjakita: Aplikator Lokal Rasa Nasional yang Tumbuh dari Bumi Yogyakarta

JURNALNUSANTARA.NET – Di tengah dominasi aplikator raksasa asing, hadir sosok pengusaha lokal dengan visi besar membangun kemandirian digital dari daerah. Dialah Ibnu Sunanto, pengusaha digital asal Bantul yang mendirikan Jogjakita, aplikasi multifungsi kebanggaan Yogyakarta yang telah bertahan dan terus berkembang selama empat tahun terakhir.

Dengan mengusung semangat nasionalisme, ideologi ekonomi, dan pelestarian budaya, Jogjakita hadir sebagai solusi lokal untuk layanan ojek online, pemesanan makanan, pengiriman barang, hingga pembayaran digital, semuanya dalam satu genggaman.

Ibnu, yang telah menekuni bisnis digital sejak 2009, dengan bendera PT Bimasakti Multi Sinergi, bukanlah pemain baru. Ia adalah sosok di balik jaringan lebih dari 500.000 point payment yang tersebar di seluruh Indonesia dan telah bermitra dengan berbagai jaringan besar seperti Indomaret, Alfamart, serta institusi perbankan nasional.

PT Bimasakti Multi Sinergi juga telah mengantongi izin resmi dari Bank Indonesia untuk layanan uang elektronik, payment gateway, transfer dana, dan QRIS, serta telah terintegrasi dengan sistem penerimaan negara (MPN G3) milik Kementerian Keuangan RI.

“Kami ingin menghadirkan layanan on-demand yang mudah, murah, dan mengutamakan pelaku lokal. Semua bisa dilakukan lewat Jogjakita, dari ojek online, pesan makanan, belanja, hingga pembayaran digital seperti QRIS, SpeedCash, kartu kredit, hingga tunai,” ujar Ibnu saat ditemui Jumat (13/6/2025).

Yang membuat Jogjakita berbeda adalah komitmennya pada keberpihakan kepada pelaku UMKM dan mitra driver. Tidak ada potongan biaya untuk pelaku bisnis yang bermitra, dan pembagian hasil untuk driver sangat kompetitif, hanya 6% dipotong oleh aplikasi, sisanya 94% untuk driver.

Hingga saat ini, JogjaKita telah memiliki lebih dari 1.200 driver aktif yang tersebar di wilayah Yogyakarta, Bantul, dan Sleman, dan perlahan memperluas cakupannya ke Gunungkidul dan Kulon Progo.

Tak hanya itu, Jogjakita merupakan aplikasi karya anak bangsa sepenuhnya. Tidak ada campur tangan investor asing. Semua dijalankan secara organik dan mandiri oleh PT Bimasakti Multi Sinergi, perusahaan fintech nasional yang bergerak di sektor pembayaran digital.

“Jogjakita adalah bentuk nyata bahwa anak daerah bisa membangun teknologi sendiri, tanpa harus tunduk pada dominasi asing. Kami hadir dari bumi Yogyakarta, untuk Indonesia,” tegas Ibnu.

Dukungan terhadap Jogjakita pun datang dari pemerintah. Menteri UMKM RI, Maman Abdurrahman, bahkan mengungkapkan kekagumannya atas eksistensi aplikator lokal tersebut.

“Saya baru tahu ada aplikasi ojek online lokal di Jogja. Ini contoh konkret kearifan lokal berbasis teknologi yang harus kita dukung,” ujar Maman. “Kalau perlu, kita semua jadi tim marketing JogjaKita!”

Dengan semangat kearifan lokal, keberpihakan pada mitra, dan teknologi yang terus berkembang, Jogjakita menjadi simbol kebangkitan digital dari daerah. Aplikator lokal yang bukan hanya hadir sebagai alternatif, tetapi sebagai kebanggaan. (rmd)

BERITA TERKAIT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

berita populer

komentar terbaru