JURNALNUSANTARA.NET – Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan menyatakan rasa terima kasih atas penghargaan sebagai inisiator Perda Penyiaran di malam Puncak Anugerah KPID DIY, Minggu (10/11/2024).
Bertepatan dengan hari Pahlawan, sejumlah tokoh lain yang menerima Anugerah Penyiaran adalah KPH Sutomo Parahasto, Kecuk Sahana (alm), Eko Suwanto (Inisiator Perda Penyiaran) dan Prof Muchlas (Penggagas Penyiaran Kampus)
“Terima kasih, ini menambah tugas di pundak. Saya harus lebih keras lagi, ke depan harus memastikan Perda Penyiaran DIY bisa dilaksanakan sebaik-baiknya. Salah satu amanat Perda 13/2016 adalah setiap lembaga penyiaran swasta nasional dirikan kantor di DIY agar produksinya juga manfaatkan sumber daya daerah. Dari aspek isi siaran salah satu yang penting adalah Sinau Pancasila, siarkan Pancasila saat siaran lokal disetiap lembaga penyiaran yang ada,” kata Eko Suwanto, politisi PDI Perjuangan.
Ada tiga poin penting, pertama bagaimana memastikan Perda Penyiaran mendorong lembaga siaran di daerah untuk hadirkan konten sesuai tujuan keistimewaan DIY, penyiaran bhinneka tunggal ika, juga penyiaran Pancasila terus menerus dilakukan.
Kedua, lembaga penyiaran swasta baik TV atau radio yang berjejaring nasional punya kantor di Jogja, agar ke depan produksi mengisi siaran di lokal, bukan shooting di daerah lain.
“Ada amanah produksi siaran lokal, berdayakan pemuda di pedesaan diajak produksi. Ketiga, penyiaran mampu mempersatukan kita sebagai satu bangsa dan negara, tidak boleh lupa sejarah peran Penyiaran, salah satunya RRI yang menyiarkan langsung Proklamasi Indonesia,” kata Eko Suwanto.
Kepala BPIP, Prof Yudian Wahyudi memberikan apresiasi atas penganugerahan KPID DIY kepada sejumlah tokoh, termasuk penghargaan atas jasa Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Pakualam VIII.
Yudian Wahyudi berharap semoga penghargaan dan anugerah yang diberikan jadi stimulus untuk terus majukan penyiaran di DIY
“Apresiasi kepada KPID, bukan hanya dalam tugas teguran, pengawasan tapi juga berikan penghargaan, kinerja kreatif lembaga penyiaran dalam wujudkan siaran sehat, baik dan berkualitas,” kata Yudian Wahyudi.
Prof Yudian Wahyudi di malam Anugerah Puncak Penyiaran DIY mengatakan bertepatan dengan hari Pahlawan, jadi momentum bagi semua, dengan kemerdekaan hasil perjuangan pahlawan, bangsa Indonesia kini memiliki segala-galanya,
“Khususnya DIY, ada peran Sri Sultan Hamengku Buwono IX kala tak terbujuk oleh Belanda, pernah bilang ke Belanda, langkahi dulu mayat saya, kalau mau masuk keraton,” kata Yudian Wahyudi.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX, dan Sri Paduka Pakualam VIII mendapatkan penghargaan atas peran dan jasa jadi pahlawan penyiaran saat masa awal Indonesia merdeka.
“Berterima kasih kepada jasa pahlawan, kepada Sri Sultan dan Pakualam. Ke depan, kita harapkan pelaku siaran bisa meningkat kinerja dan menyiarkan konten sesuai nilai Pancasila, ketuhanan, perikemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan sosial. Saya ajak semua untuk terus amalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” kata Yudian Wahyudi.
Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur DIY menyatakan, DIY yang kaya nilai budaya tinggi penuh makna, budaya jadi sendi kehidupan masyarakat.
Ada living culture, manusia dan teknologi, yang patut dipromosikan tanggung jawab radio dan televisi.
Memasuki era penyiaran konvergen, media jadi sarana promosi budaya nusantara ke dunia, ke gotongroyong, toleransi persatuan, juga pariwisata sebagai soko guru ekonomi daerah cepat masif. DIY lebih dikenal dan di hargai.
“Antisipasi dampak negatif, KPID DIY sebagai lembaga independen pastikan konten sesuai norma dan nilai yang berlaku, perlu revitalisasi jati diri, independen, netral dan non komersial untuk kepentingan ramah publik teguhkan nilai moral, kepribadian dan budaya,” kata Sri Sultan Hamengku Buwono X. (*/arf)