JURNALNUSANTARA.NET – Masyarakat di wilayah Bandung dan Tasikmalaya, Jawa Barat, sangat terbantu dan memudahkan dalam mendapatkan informasi yang terbarukan serta akurat dari sumbernya soal hotel, rumah makan, obyek wisata, pusat oleh-oleh di Daerah Istimewa Yogyakarta ketika PHRI DIY menggelar table top di Ball Room Horison Ultima Bandung pada 27 Agustus 2022.
Kali ini, sistem table top yang dipakai adalah Round Robin Sysyem dengan durasi 5 menit untuk setiap sesi travel exchange. Terlihat antusiasme buyers dalam menggali informasi dari para sellers. Beberapa lead baru langsung deal. Hotel Merapi Merbabu, misalnya, langsung clossing 7 trip group.
Kegiatan bertajuk “Table Top PHRI DIY Guyub Sesarengan Eksplor Bandung”, seperti dijelaskan Deddy Pranowo, Ketua BPD PHRI DIY, sangat penting. “Karena sebagai ajang promosi pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta,” kata Deddy Pranowo, Rabu (24/8/2022).
Kenapa kota Bandung dipilih sebagai table top? “Kota Bandung kami pandang sebagai potensial market bagi pelaku pariwisata DIY sehingga dipilih sebagai tempat diadalannya table top kali ini,” jelas Deddy Pranowo.
Menurut Deddy, untuk mempertemukan dengan pelaku biro perjalanan wisata di Bandung, Jawa Barat, PHRI DIY membawa 72 buyers. “Kami sangat bangga dengan antusiasme buyers yang sangat tinggi,” ujar Deddy Pranowo, yang menambahkan pendaftaran yang diterima panitia sebanyak 120 buyers.
Pengurus PHRI DIY bersama 72 sellers terdiri dari hotel bintang tiga hingga bintang lima, restoran dan pusat oleh-oleh dengan biaya mandiri jemput bola di Bandung dan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Hal tersebut sangat penting karena sebagai ajang promosi pariwisata DIY. Makanya dalam kegiatan itu diramaikan stakeholder dari seluruh kabupaten dan kota se-DIY: Sleman, Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul dan Yogyakarta.
Bagi Deddy, setelah dua tahun terkapar perlu dilakukan program penyelamatan di bidang pariwisata. “Saatnya mengadakan program pemulihan untuk menuju pada program penormalan,” tandas Deddy Pranowo.
Pada masa sekarang, kata Deddy, adalah waktu yang tepat untuk melakukan promosi destinasi yang sudah siap untuk dijual. “Daerah Istimewa Yogyakarta sudah lebih siap bagi dari sisi pemerintah maupun para pengusahanya,” kata Deddy.
Gebrakan PHRI DIY kali ini disambut gembira PHRI Jawa Barat. “Sementara daerah lain masih berkutat dengan kesibukan penuntasan masalah pandemi Covid-19, justru pengurus PHRI DIY sudah mengambil start untuk serangan arus wisatawan akhir tahun 2022,” ungkap Herman Muchtar, Ketua PHRI Jawa Barat, didampingi Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat, ketua asosiasi terkait: ASITA, ASTINDO, ASPPI, IPI dan ASPERWI Jawa Barat sebagai bentuk sinergi tanpa batas di bidang pariwisata.
“Ini bukti keguyuban sebuah organisasi yang sudah matang dalam memenuhi kebutuhan anggotanya,” kata Herman Muchtar.
Bandung adalah kota potensial dan Jawa Barat pada umumnya sebagai pemasok terbesar tamu yang menginap di hotel wilayah DIY. Rombongan yang dibawa PHRI DIY merasa senang bisa kembali bersinergi dan berkenalan dengan travel agen di Bandung dan sekitarnya.
Dari kegiatan table top PHRI DIY ditemukan banyak sekali informasi update hotel dan akomodasi di Yogyakarta. “Bila kita kreatif, maka bisa membuat paket wisata ke Yogyakarta dengan harga cukup menarik,” papar Nico Darmawan Effendi dari Exodus Tours Bandung yang dikenal jagoan outbound tour.
Menurut Nico, pasar domestik sangat potensial. Sehingga tidak perlu ada anggapan liburan ke Yogyakarta terasa mahal. “Ternyata harga akomodasi di Yogyakarta sangat mendukung,” kata Nico, yang diiyakan Lia Dalianti, SE selaku Ketua DPD IPI Jawa Barat dan pemilik Livana Travellink Bandung.
Selain itu, di Yogyakarta ada penyedia kuliner yang menarik dan bisa menyuguhkan atraksi wisata bila bisa memadukan dengan itinerary yang dibuat. (Fan)