JURNALNUSANTARA.NET – Sebanyak 100 pengemudi ambulans terdiri dari Ambulans Muhammadiyah, Ambulans Nahdlatul Ulama, Komunitas dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB),mengikuti Orientasi Pengemudi Ambulans yang diadakan PMI DIY bekerjasama dengan Baznas ,Univeritas Achmad Yani di Kampus 2 Unjaya, Ringroad Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Sabtu (6/8/2022).
Orientasi Pengemudi Ambulans menghadirkan pemateri dari PMI DIY, membahas tentang lambang, regulasi umum dan etika pertolongan pertama, Dinas Kesehatan DIY dengan materi regulasi ambulans. Sementara, Ditlantas Polda DIY tentang norma dan etika mengemudikan ambulans berdasarkan Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta narasumber dari Unjaya akan berbicara mengenai psikologi kru ambulans.
Wakil Ketua PMI DIY Irjen Pol (Purn) Drs. R.M. Haka Astana M. Widya, S.H.,menuturkan dalam kondisi kegawatdaruratan, pengemudi ambulans mempunyai peranan yang sangat penting untuk menyelamatkan pasien.
Pengetahuan, keterampilan, serta kondisi psikologis pengemudi harus disiapkan dalam menjalankan tugasnya. Orientasi ini adalah langkah awal menyiapkan pengemudi ambulans dalam menjalankan tugasnya dan tentunya mereka masih membutuhkan pelatihan lebih lanjut.
Dalam kesempatan tersebut diadakan penandatanganan kerjasama antara PMI DIY dan Baznas. Penandatangan kerja sama PMI DIY dan Baznas dihadiri Wakil Ketua PMI DIY mewakili Ketua PMI DIY dan Ketua Baznas DIY Dra. Hj. Puji Astuti, M.Si dengan disaksikan Wakil Pemerintah Daerah DIY. Selain itu, kegiatan tersebut juga merupakan upaya untuk mensosialisasikan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan.
“Hari ini kita menandatangani kerja sama dengan Baznas DIY. Kita sepakat melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kepalangmerahan dan kebencanaan, memberikan bantuan dan penanganan akibat musibah dan atau bencana kepada penyintas, dan membantu pemberian pelayanan kesehatan dan sosial di lingkungan DIY,” jelas Haka Astana, mantan Kapolda DIY ini.
Haka Astana berharap, orientasi pengemudi ambulans, tidak berhenti begitu saja namun, akan memunculkan inisiasi kesepakatan antar berbagai lembaga, instansi, komunitas, dan masyarakat untuk mewadahi pengemudi ambulans dalam meningkatkan kapasitasnya dalam melayani masyarakat yang membutuhkan.
“Kegiatan diselenggarakan secara luring namun tetap dengan menerapkan protokol kesehatan. Pandemi belum berakhir, Covid belum musnah, jadi jangan lengah dalam menerapkan protokol kesehatan. Memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan menjaga jarak,” pesan dr. Lipur Riyantiningtyas Budi Setyowati, Sp.F., S.H., PKK., Ketua Bidang Pelayanan Sosial dan Kesehatan PMI DIY. (san)