Friday, June 27, 2025
Jurnal Nusantara
HomeNasionalSambut Tahun Baru Islam, Muhammadiyah-Aisyiyah Transformasi Layanan Amal Usaha

Sambut Tahun Baru Islam, Muhammadiyah-Aisyiyah Transformasi Layanan Amal Usaha

JURNALNUSANTARA.NET – Menyambut tahun baru Islam 1447 H, organisasi besar masyarakat Muhammadiyah dan Aisyiyah menyambutnya dengan perhelatan nasional yang digelar pada 26 – 28 Juni 2025 di Ciputat dengan tema Transformasi Layanan Sosial.

Ditemui di Depok, Jawa Barat, Jasra Putra (Wakil Ketua Majelis Pelayanan Kesejahteraan Sosial Pimpinan Pusat Muhammadiyah) menyampaikan, semangat menyambut tahun baru Hijriah menjadi momen penting untuk gerakan ormas besar ini dalam menyegarkan kembali organisasi melalui para penggerak Al Maun.

“Agar kebijakan Muhammadiyah terus melakukan afirmasi dan memajukan upaya kesejahteraan sosial umat yang inklusi,” kata Jasra Putra.

Tak kurang 60 Pimpinan Wilayah Majelis Pelayanan Kesejahteraan Sosial se-Indonesia dan 190 pimpinan lembaga layanan sosial Muhammadiyah dan Aisyiyah hadiri perhelatan akbar yang diselenggarakan di Gedung PPSDM Kemendikdasmen, Jalan Raya Parung Ciputat Km 19 Depok, Jawa Barat.

Berbagai layanan sosial terdepan Muhammadiyah dan Aisyiyah seperti perlindungan anak, perlindungan lansia, perlindungan keluarga dan perlindungan difabel, menjadi sasaran utama dalam fokus pembahasan.

Bagi Muhammadiyah adalah kunci menyusun agenda agenda kebangsaan dari meja rumah. Apa yang terjadi pada permasalahan sosial yang ada saat ini, karena meja makan rumah, ruang keluarga tidak hidup akibat direbut ruang digital yang tidak di antisipasi. Karena ruang ini tidak boleh hilang, maka melalui pertemuan tersebut melakukan rekayasa sosial engineering bersama melalui praktek baik yang ada agar ini hidup lagi.

Karena kita tahu ruang itu butuh diciptakan, lingkungan, ruang inklusi dan adil untuk setiap keluarga. “Ini menjadi penentu lingkungan ekosistem, ekologi bagi setiap keluarga dalam membesarkan setiap anggota keluarganya,” papar Jasra Putra.

Banyak generasi penerus yang kurang memiliki life sosial skill, yang kedepannya akan berdampak multi dimensi, jadi tantangan di era digital. Akibatnya, jurang antargenerasi semakin besar jaraknya. Ini yang harus direkayasa bersama. Untuk itu Muhammadiyah melakukan transformasi layanan sosialnya.

Salah satu yang dilakukan adalah membangun identitas sosial baru dengan menciptakan program program mutakhir dalam menjawab tantangan era digital. Layanan sosial ini perlu bertransformasi, bukan dalam arti ketinggalan zaman.

Dengan pertemuan nasional tersebut ingin menemukan praktek baik, yang ujungnya akan menjadi panduan baru dalam layanan ormas besar ini.

Peradaban digital telah banyak mengikis nilai-nilai keluarga, hubungan antara anak, ayah, ibu, kakek dan nenek, menjadi berubah. Perwakilan interaksi melalui digital menyebabkan keringnya ruang-ruang keluarga Indonesia.

Untuk itulah Muhammadiyah mengusulkan ada rekayasa ruang keluarga agar tetap hidup di peradaban digital. Dengan mendorong melalui perubahan yang sistemik dengan meminta negara hadir merevisi kebijakan-kebijakannya yang memang pada nyatanya belum disiapkan ketika masuk peradaban digital.

Adapun kebijakan yang akan dibahas adalah RUU Pengasuhan Keluarga, UU Pengasuhan Anak, RUU Lansia, UU Disabilitas, UU Pekerja Sosial, yang semuanya akan didekatkan dengan peradaban digital. Dan memperhatikan praktek baik yang diselenggarakan layanan yang hasil pembahasannya akan menjadi rekomendasi untuk pemerintah Indonesia.

Diharapkan transformasi layanan Muhammadiyah dan Aisyiyah serta praktek baiknya dapat membuat ruang inklusi bagi siapa saja yang membutuhkan layanan sosial Muhammadiyah dan Aisyiyah. (*/fan)

BERITA TERKAIT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

berita populer

komentar terbaru