JURNALNUSANTARA.NET – PT Bumi Indah Berseri (BIB), perusahaan jasa pemusnahan sampah tanpa asap yang dikenal cepat, tepat, dan ramah lingkungan bersama Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Banyuraden meresmikan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) dengan sistem Thermal Decomposer di Kalurahan Banyuraden, Kapanewon Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Selasa (7/5/2025).
Peresmian ini merupakan hasil Kerja Sama Operasi (KSO) antara PT BIB dan BUMKal (Badan Usaha Milik Kalurahan) Banyuraden, yang bertempat di kawasan Pasar Tlogorejo, dan menjadi langkah konkret dalam menjawab darurat sampah di Indonesia.
Acara seremoni peresmian dilakukan secara simbolis oleh Panewu Gamping Sleman, Tamzis Sarwana, yang memotong tumpeng dan menyerahkannya kepada Lurah Banyuraden, Sudarisman, disaksikan Direktur PT BIB, Ratna Dewaty Hapsari, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman, Pimpinan BUMKal Banyuraden, Ludfi Nuryono, tamu undangan serta awak media.
Ratna Dewaty Hapsari menjelaskan, sistem Thermal Decomposer merupakan teknologi hasil riset sejak 2015 yang kini telah teruji sebagai solusi pengolahan sampah tanpa bahan bakar (BBM dan kayu bakar), tanpa asap, dan tidak menghasilkan residu berbahaya.
Berbeda dengan incinerator yang membakar sampah pada suhu tinggi dan menghasilkan asap pekat serta polutan berbahaya seperti Dioxin dan Furan, sistem thermal decomposer bekerja pada suhu rendah (90–150°C) tanpa menimbulkan zat berbahaya, menjadikannya aman bagi lingkungan dan kesehatan.
“Teknologi ini memanfaatkan bara yang terbentuk dari sampah itu sendiri, sehingga tidak membutuhkan api atau bahan tambahan. Pembakaran awal hanya butuh 5–10 menit hingga stabil, dan seluruh proses berlangsung tanpa asap,” ungkap Ratna.
“Tak hanya itu, sistem ini juga dilengkapi Smover, alat yang mampu menangkap asap dan polutan untuk diolah menjadi asap cair dan briket arang. Asap yang keluar dari cerobong pun telah bersih dan hanya berupa uap air (steam), sehingga turut berkontribusi mengurangi efek rumah kaca,’ jelasnya.
“Sampah dengan kadar air tinggi hingga 80%, termasuk popok bekas (pempers), pun dapat terbakar sempurna tanpa asap. Bahkan, tidak diperlukan pemilahan antara sampah organik dan plastik, karena semua akan habis terbakar menjadi abu yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran pupuk,” imbuh Ratna.
Untuk tahap awal, TPS Banyuraden mengoperasikan alat dengan kapasitas dua ton per hari, di atas lahan seluas 9×4 meter. Namun, Ratna menyebut kapasitas dan ukuran alat bisa disesuaikan hingga 10 ton tergantung kebutuhan dan kondisi lahan.
Sementara itu Lurah Banyuraden, Sudarisman, menyambut baik kehadiran sistem ini yang dinilai paling cocok untuk mengatasi permasalahan sampah di wilayahnya. “Kami akan melihat respon masyarakat selama uji coba, dan ke depan bisa menambah kapasitas bila hasilnya positif,” pungkasnya.
Dengan peresmian ini, Kalurahan Banyuraden menjadi pionir dalam penggunaan sistem pengolahan sampah Zero Waste berbasis teknologi ramah lingkungan yang layak diterapkan secara nasional. (rmd)