JURNALNUSANTARA.NET – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Logam Kota Yogyakarta milik Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) untuk memberikan pelayanan terbaik.
Terutama pelayanan dan pendampingan kepada Industri Kecil Menengah (IKM) logam aluminium di Kota Yogyakarta.
UPT Logam Kota Yogyakarta memiliki kekuatan pada kemampuan perancangan agar desain yang dibuat mampu dikerjakan IKM logam.
Kepala UPT Logam Kota Yogyakarta Nafiul Minan mengatakan, pada akhir tahun kemarin sampai kini UPT Logam Kota Yogyakarta banyak menerima permintaan untuk membuat part-part atau komponen untuk mensubstitusi komponen yang sebelumnya diimpor dari luar negeri.
Hal tersebut berkaitan dengan program kebijakan pemerintah tentang Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
“Cara mudahnya mereka (IKM) datang ke UPT logam, karena kami punya kemampuan perancangan. Misalnya gambar kami bisa break down prosesnya ini. Perancangan sebenarnya jadi kekuatan UPT logam Kota Yogyakarta dibandingkan UPT logam lain,” ujar Nafiul Minan yang akrab disapa Aan pada Jumat (12/1/2024).
Aan menegaskan, peran penting SDM perancang atau desainer di UPT Logam Kota Yogyakarta adalah memastikan desain inovasi rancangan yang dibuat tidak terlalu jauh dari kemampuan dasar IKM logam.
“Jangan sampai desain yang dibuat tidak bisa dikerjakan oleh IKM. Jadi memastikan desain harus bisa dimanufaktur di IKM. Tantangannya sekarang di situ,” ujarnya.
Meskipun SDM di UPT Logam terbiasa dengan desain manufaktur, tapi kemampuan kreativitas tetap dikembangkan.
Aan menyatakan, upaya penggalian kreasi pada SDM desain di UPT Logam Kota Yogyakarta sudah dimulai sejak dulu. Terutama kemampuan desain yang dulunya hanya sebatas manufaktur atau industri bisa berkembang ke desain seni atau artisan.
Hal itu terbukti salah satu Operator Desain UPT Logam Kota Yogyakarta Hari Kurniawan bisa meraih juara 2 Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA) 2023 yang diadakan Kementerian Perindustrian RI.
Pada kompetisi itu, Hari membuat desain nampan aluminium yang dihiasi dengan motif tembaga buatan tangan atau handmade. Dalam kompetisi bertema neighbourhood spirit itu mewajibkan desainer berkolaborasi dengan IKM.
“Produk yang saya ajukan adalah produk tray atau nampan aluminium. Sampel desain dibuat di sentra aluminium di Umbulharjo terus dikolaborasikan dengan IKM kerajinan perak di Kotagede untuk menambah sentuhan handmade agar produk menjadi tidak mudah diplagiat,” jelas Hari.
Menurutnya, dengan desain tersebut bisa menambah nilai dari produk aluminium sehingga harga jualnya lebih meningkat karena ada unsur seni handmade. Tidak seperti produk aluminium alat masak yang nilai jualnya kebanyakan berdasarkan berat material.
“Setelah ini saya akan tetap membuat desain produk-produk yang lain. Tetapi tetap konsepnya kolaborasi dengan IKM agar bisa menambah value produk,” pungkasnya. *