JURNALNUSANTARA.NET – Para pelaku usaha industri mebel, kerajinan, dan seni yang tergabung dalam Forum Mebel Kerajinan dan Seni (Formekers) Indonesia melakukan kunjungan wisata bertajuk Formekers Funtrips Explore Banyuwangi pada 14–17 Mei 2025. Rombongan berangkat dari Yogyakarta pada Rabu (14/5) dan menghabiskan dua hari penuh menjelajah keindahan alam serta kuliner khas Banyuwangi.
Selama di Banyuwangi, para anggota Formekers mengeksplorasi beragam destinasi eksotis seperti Pantai Mustika, Green Island, Pulau Mbedil, De Djawatan, Pulau Merah, hingga Taman Nasional Baluran. Mereka juga menyempatkan diri mengunjungi Desa Wisata Osing, menikmati kuliner lokal seperti seafood segar dan nasi tempong yang pedas menggugah selera.
Puncak dari kegiatan ini ditutup dengan malam keakraban dan jamuan makan malam di Resto Sentong Songo, pada Jumat malam (16/5/2025), yang turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Taufik Rohman, beserta tim.
“Kami merasa terhormat menerima kunjungan teman-teman Formekers dari Yogyakarta. Ini menunjukkan adanya apresiasi terhadap potensi pariwisata Banyuwangi, meski Jogja sendiri sudah luar biasa,” ujar Taufik dalam sambutannya.
“Harapan kami, kunjungan ini menjadi awal kerja sama yang berkelanjutan antara Banyuwangi dan Jogja, baik dalam bidang pariwisata, kerajinan, maupun industri kreatif, dan tentu nantinya bisa berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Suasana hangat terasa semakin lengkap dengan konsep unik Resto Sentong Songo yang dikelola oleh Andit Ardianto bersama istrinya. Mengusung nuansa vintage tradisional Osing, restoran ini menyuguhkan atmosfer homey layaknya makan di rumah nenek.
“Saya ingin pengunjung merasa nyaman, hangat, dan betah bercengkrama di sini,” ujar Andit.
Nama Sentong Songo sendiri diambil dari jumlah ruang yang ada di rumah tersebut, yaitu sembilan (songo dalam bahasa Jawa).
Tak hanya menyajikan hidangan rumahan, Andit juga meracik sendiri minuman jamu seperti temulawak, beras kencur, dan sinom, demi menjaga kualitas rasa dan tradisi.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata semangat kolaboratif lintas daerah antara pelaku ekonomi kreatif, serta membuka peluang kerja sama berkelanjutan untuk mendorong potensi wisata dan industri budaya di Indonesia. (rmd)