JURNALNUSANTARA.NET – Empat pemuda asal Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, telah berhasil meraih sukses dalam dunia kuliner dengan usaha mereka, Ayam Bakar Lonak. M Aditya Bermadi, M Arif Budi Irfandi, Risman Widian P, dan M Adil Hidayat menjadi inspirasi bagi kaum muda dengan konsep bisnis kuliner yang unik dan kemampuan mereka membuka dua outlet dalam waktu hanya empat bulan, meski persaingan bisnis kuliner di Yogyakarta sangat ketat.
Usaha kuliner mereka memiliki keunikan tersendiri dalam hal konsep dan branding, terutama bagi pecinta kuliner Jogja yang menyukai olahan ayam bakar. “Ayam Bakar Lonak, Ayam Yang Diasap” menjadi tagline yang memikat, ditambah dengan tampilan outlet yang mencolok dengan warna merah dan kuning, membuat banyak konsumen penasaran untuk mencobanya.
“Outlet pertama kami buka tanggal 27 Januari 2024 di Jalan Kaliurang Km. 14, selatan kampus UII Jogja, dan empat bulan kemudian, pada Rabu, 29 Mei 2024, kami membuka cabang kedua di Jalan Perumnas Seturan, Caturtunggal, Depok Sleman,” ungkap Aditya salah satu owner, saat ditemui sehari setelah peresmian outlet kedua mereka, Kamis (30/5/2024).
“Saya lulusan arsitektur, 3 rekan saya yang lain lulusan kimia, hukum dan informatika, tidak ada dari kami yang berlatar belakang kuliner. Namun, kami memiliki hobi yang sama, yaitu menjadi pengusaha di bidang kuliner, sehingga kami memutuskan untuk bersatu membuka bisnis masakan ayam bakar yang berbeda,” canda Adit.
Keunikan utama dari Ayam Bakar Lonak adalah proses memasaknya yang khusus. “Proses memasak ayam ini diawali dengan pengungkepan yang lebih lama, lalu pengasapan dalam oven selama sekitar 2 jam sebelum dibakar dan kemudian diberi bumbu kacang yang ‘di-boom’ dengan cara memasukkan arang panas ke dalam panci bumbu kacang, sehingga ada sensasi nyala api dan asap saat sebelum disajikan,” jelasnya.
Aditya menambahkan bahwa latar belakang pendidikan mereka yang beragam mendorong mereka untuk melakukan riset bisnis yang mendalam, khususnya di bidang kuliner. Riset ini menjadi faktor utama dalam menjalankan, mengembangkan, dan mempertahankan bisnis kuliner mereka agar tetap kompetitif di pasar.
“Tren wisata kuliner Jogja saat ini sudah berubah, orang tidak hanya makan tapi butuh alasan kenapa mereka ingin makan di suatu tempat. Harapan saya Ayam Bakar Lonak mampu bertahan untuk 10 tahun kedepan dan target kita bisa buka minimal 4 cabang dalam satu tahun. Dengan 2 outlet ini saja kita bisa mempekerjakan 25 orang, semoga ke depannya bisa membantu mengurangi angka pengangguran di Jogja,” imbuh Aditya.
Sementara itu, Itock Van Diera selaku Koordinator Destinasi Wisata KADIN DIY Bidang Pariwisata, yang saat itu tampak sedang menikmati sensasi ayam bakar lonak mengungkapkan bahwa wisata kuliner saat ini tidak hanya membutuhkan kreatifitas yang tinggi saja tetapi juga butuh generasi muda penerus bisnis kuliner masa depan. (rmd)